matematika

Sunday, 2 June 2013

Sajak Palsu

Minggu, pertemuan akhir semester 9 kuliah UT Pembelajaran Bahasa Indonesia
di SD, ibu tutor membacakan 'Sajak Palsu' yang patut jadi renungan...
 

     Sajak Palsu

Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah dengan sapaan palsu. Lalu mereka pun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu. Diakhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatangan lah mereka kerumah-rumah bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu.
Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai-nilai dengan nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, mereka pun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu, sebagian menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu.
Dengan gairah tinggi mereka berhambur ketengah pembangunan palsu dan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka saksikan ramainya perniagan palsu dengan ekspor dan impor palsu yang mendatangkan berbagai barang klontong dengan kualitas palsu. DAn bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus dan hadiah-hadiah palsu, tapi diam-diam meminjam juga pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri yang di jaga pejabat-pejabat palsu. Masyarakat pun berniaga dengan uang palsu yang dijamin dengan devisa palsu.
Maka uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis yang meruntuhkan pemerintahan palsu kedalam nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan gagasan-gagasan palsu ditengah seminar dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring dan palsu…
(Agus R Sarjono, Suatu Cerita dari Negeri Angin, Aksara Indonesia, Yogyakarta, 2001)

No comments:

Post a Comment